Lagi, Korupsi

Korupsi, selalu menjadi topik yang tidak ada habisnya untuk dibahas. Sudah terbukti, banyaknya kasus korupsi yang terjadi di Negeri ini dilakukan oleh para wakil rakyat yang diberi tampuk kepercayaan untuk memanggul amanat rakyat dan mengayomi rakyat. Tapi yang terjadi malah sebaliknya, kepercayaan itu disalahgunakan untuk memperkaya dirinya sendiri. Padahal masih ada ribuan rakyat tertindas menantikan kelayakan hidup yang harusnya menjadi tanggungan Negara.

Bentuk korupsi yang dilakukan pun bermacam-macam. Dari kasus “Bank Century”, “Wisma Atlet”, “Proyek Hambalang”, dan masih banyak lagi. Baru-baru ini yang terdengar adalah kasus pengadaan genset (generator set) PLTD 5 x 2 MVA dan PLTU 2 x 3 MVA senilai Rp 45 miliar di Rohul, Riau pada tahun anggaran 2005 dan 2006 yang dilakukan oleh mantan Bupati Rokan Hulu (Rohul) Ramlan Zas. Ramlan Zas menolak dibawa kembali ke tahanan dan justru mengamuk di Pengadilan Negeri Pekanbaru karena tidak terima dengan putusan hakim. Berbeda lagi dengan Zulkarnaen Djabar dan Dendy Prasetyo yang berstatus bapak-anak yang didakwa kasus korupsi pengadaan Alqur’an dan laboratorium komputer madrasah tsanawiyah Kementerian Agama (Kemenag). Total proyek korupsi ini senilai Rp 118,1 miliyar. Dengan perbuataanya itu mereka divonis 20 tahun penjara. 

Entah para wakil rakyat yang “mbandel” untuk tetap korupsi, atau sebenarnya hukum di Negara ini yang kurang efektif?. Ini masih menjadi pertanyaan banyak orang. Mungkin hukuman yang membuat jera untuk korupsi adalah dicopotnya jabatan “wakil rakyat” dan dikirim untuk mengabdi langsung ke masyarakat seperti menjadi tukang sapu jalan untuk 10 tahun misalnya. Saya pikir itu akan lebih membuat jera ketimbang dipenjara tapi tetap bisa menikmati fasilitas-fasilitas mewah. Akhirnya akan korupsi lagi.

Dari sini dapat kita tarik kesimpulan bahwa sampai sekarang masih sulit untuk menmukan para wakil rakyat yang bersih, yang mau mengayomi rakyatnya dengan tanggung jawab tanpa memikirkan dirinya sendiri. Kebanyakan masih tergiur dengan uang, dengan fasilitas kelas atas, dan hal-hal mewah lainnya. Coba bayangkan, jika uang bermiliar-miliar itu digunakan untuk hal yang bermanfaat, sudah pasti dapat mengangkat kesejahteraan rakyat, mulai dari membiayai anak-anak kurang mampu untuk sekolah, mengentaskan kemiskinan, menekan kelaparan, dan yang lainnya. Sudah saatnya kita untuk benar-benar memilih wakil rakyat yang bertanggung jawab. Tidak banyak omong tapi jelas dan gamblang usahanya. Percaya, karena kita masih punya pemimpin-pemimpin yang bersih, yang layak untuk memimpin dan membawa Negara ini jauh lebih baik dan sejahtera.    

Komentar